Generasi
Muda Berakhlak Mulia
Dengan
Menjadi Insan yang Kreatif, Inofatif, Prestatif dan Solehah
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Ibu
Guru yang saya hormati,
Rekan-rekan
se-perjuangan yang saya cintai,
Pertama-tama saya ucapkan
terimakasih kepada Allah SWT, yang mana pada saat ini kita masih masih diberi
kesempatan untuk menjalani hidup dan memperbaiki hidup, sehingga atas
rahmat-Nya kita bisa berkumpul bersama di Sekolah kita yang tercinta ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan alam
yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan
tabi’atnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya. Amin.
Tak lupa saya ucapkan terimakasih, kepada Ibu Guru dan
rekan-rekan yang telah mengijinkan saya berbicara di depan, meskipun
sesungguhnya saya sadar, saya bukanlah pembicara terbaik di muka bumi ini, maka
dari itu saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian pidato
ini. Baiklah saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali
ini untuk menyampaikan sekedar gagasan. Yang akan saya sampaikan pada pidato
kali ini yaitu tentang
” Generasi Muda Berakhlak Mulia
Dengan Menjadi Insan yang Kreatif, Inofatif, Prestatif dan
Solehah”
Pada hakikatnya, kita sebagai generasi muda dituntut untuk
kreatif, Inovatif, Prestatif dan Soleh. Karena banyak hal yang harus kita
hadapi, yang harus kita jalani di bumi ini, tentunya kita tidak akan bisa
selalu menggantungkan diri kepada siapapun.
Kreativitas
Apakah
kreatif itu? Menurut situs kamus besar bahasa Indonesia bahwa kreatif adalah
memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Ada juga yang
mengatakan bahwa kreativitas adalah dinamika yang membawa perubahan yang
berarti, entah dalam dunia kebendaan, dunia ide, dunia seni, atau struktur
sosial. Dikatakan juga bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan
berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan
yang unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran,
dan tepat guna.
Kreatifitas
sangat dituntut sekali, karena tanpa kreatifitas hidup ini akan terasa bosan,
yang kita hadapi setiap harinya hanya itu-itu saja. Oleh karena itu kita harus
kreatif dalam melakukan hal apapun.
Inovatif
Sedangkan
inovatif adalah yang bersifat memperkenalkan sesuatu yg baru; atau
bersifat pembaruan (kreasi baru), dalam kata lain penemuan atau penciptaan alat
atau proses baru, baik dalam konteks teknik atau dalam konteks cara berfikir.
Teman-teman tentunya menginginkan sosok jiwa yang kreatif,
inovatif dan prestatif. Lantas, bagaimana menjadi generasi prestatif? Menurut Ust.
Irsyad Azizi, Lc. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan jika ingin menjadi
generasi prestatif. Pertama, motivasi
dan orientasi yang suci. Ya, semua yang kita lakukan harus mengarah ke satu tujuan yaitu ridho Allah Swt.
tidak ada niat lain atau mencari muka di depan manusia. Kita harus terus
bekerja walau tidak ada yang memuji pekerjaan-pekerjaan besar yang kita
lakukan. Kedua, kerja keras. tidak
ada kesuksesan tanpa perjuangan yang berat. Semuanya harus dibayar dengan harga
mahal, yaitu pengorbanan. Prestasi tinggi lahir dari perjuangan yang tak
mengenal putus asa, Mustahil menginginkan sesuatu tanpa usaha yang maksimal.
Rasulullah dan para sahabat adalah teladan dalam hidup kita,
mereka adalah sejarah tentang keuletan tiada tara, dengan itu mereka mengembarn
risalah dan mencapai puncak kesuksesan. Entah berapa liter darah yang mereka
persembahkan dalam perjuangan. entah berapa liter keringat yang mereka peras di
medan juang. Kancah perjuangan bagi mereka nyaris tiada henti. Begitu juga
denga para tabi'in, lihatlah Imam Syafi'i, pemilik kitab Riyadusholihin yang
hanya berumur empat puluh lima tahun, namun mampu menebar karya yang menggunung.
Apa kunci kesuksesanya? ternyata jawabannnya adalah kerja keras.
Imam Ibnu Jarir At Thabari, pemilik kitab tafsir yang
mashur, selama empat puluh tahun ia bercengkrama dengan tinta dan buku. Setiap
hari ia menulis sebanyak empat puluh lembar. Bila ditoatal, karya tulisnya
mencapai angkay lima ratus delapan puluh lembar. Sungguh angka yang tidak
pernah mampu dicatat oleh penulis manapun sepanjang sejarah dunia terkembang.
Dengar pula pengakuan Ibnul Jauzi misalnya: "Aku telah
menulis dengan jari-jari tanganku ini sebanyak dua ribu jilid buku, sebanyak
seratus ribu orang taubat melalui tanganku, dan sebanyak dua puluh ribu orang
Yahudi dan Nashrani juga masuk Islam melalui tanganku."
Mari menghitung diri, aina nahnu min haulaa`? Baru berapa
nilai kesungguhan kita bila dibandingkan dengan kerja mereka. Lalu sudah
pantaskah kita berharap prestasi setinggi yang mereka torehkan, sementara
santai masih menjadi hiasan hari-hari kita?
Ketiga: Komunikasi langit. Generasi
prestatif adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan kerja keras belaka,tapi
ada faktor x di balik semua itu. Doa tanpa usaha sama saja bohong tapi kalo
usaha tanpa doa sama dengan sombong. Maka dua hal ini harus sejalan seiring.
Keempat adalah ruh tasabuq yaitu mental
berkompetensi, generasi prestatif adalah mereka yang memahami ayat
"fastabiqul khairat" berlomba-lombalah dalam kebaikan. Mereka
demikian ambisius dalam berbuat kebaikan meski mengorbankan segala yang mereka
miliki.
Jika harus jujur, sesungguhnya mental kompetisi positif inilah
yang mulai luntur dalam generasi muda, Alih-alih menjadikan agama dan prestasi
akademis sebagai objek kompetisi, mayoritas kita malah sibuk menumpuk
keunggulan dalam aksesoris duniawi. Lebih parah lagi, tidak sedikit generasi
muda yang bangga menumpu maksiat, naudzubillah. Butuh waktu memang untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang berkompetisi dalam kebaikan. Tapi semuanya
akan tetap menjadi mimpi bila tidak dimulai dari sekarang, dari lingkungan
terkecil sekalipun. Jadi, mulai sekarang pada hari ini dan detik ini marilah
kita berfikir, marilah kita bersama-sama berjuang untuk menjadi insan yang
kreatif, inovatif, prestatif dan solehah.
Demikian pidato kali ini saya
sampaikan, mudah-mudahan bisa bermanfaat khususnya bagi saya, umumnya untuk
kita semua dan semoga kemudahan ada bersama kita untuk menjadi generasi muda
yang kreatif, inovatif, prestatif dan solehah.
Terimakasih atas perhatiannya,
sekali lagi saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian pidato
ini. Assalamu’alaiku Wr.Wb.
Ijin sedot teks nya ya, syukron :)
ReplyDelete